APBN Februari Alami Surplus Rp18,5 Triliun
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per Februari surplus Rp18,5 triliun, dibandingkan tahun lalu hanya sebesar Rp 10,5 triliun. Hal ini dikarenakan tingginya pendapatan pemerintah dan hibah yang diterima pemerintah. Pencapaian ini juga didongkrak oleh pendapatan dari bea keluar CPO yang harganya di global mengalami lonjakan.
“Realisasi pendapatan negara dan hibah sampai dengan Februari 2011 mencapai Rp130 triliun atau 11,8% dari target APBN,” kata Kepala Badan Kebijkan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis (24/03).
Menurut Bambang, hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama hanya sebesar Rp108,4 triliun atau 10,9. Surplus tersebut akibat dari pencapaian bea keluar Crude Palm Oil (CPO) yang mengakibatkan berkontribusi pada penerimaan dari bea keluar yang melebihi target sebesar 100,8% senilai dengan Rp 5,1 triliun.
Kenaikan ini terjadi karena tingginya harga CPO international. Sebab di awal tahun 2011 harga rata-rata CPO mencapai US$ 1.294,5, sehingga tarif bea keluar mencapai 25%.
Sementara itu, untuk PPh Non Migas pencapaiannya sudah sebesar Rp47,2 triliun atau 12,9% dari target. Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan 26,9% dari pencapaian tahun 2010 sebagai dampak membaiknya kondisi ekonomi nasional tahun lalu dan realisasi tahun ini.
Selain itu, peningkatan penerimaan cukai mencapai Rp13,4 triliun atau 21,3% dari target. Pencapaian ini juga telah menunjukkan pencapaian dari tahun kemarin sebesar Rp12,5triliun.
Untuk realisasi belanja pemerintah tercatat telah menghabiskan anggaran sebesar Rp111,5 triliun atau 9,1% dari target APBN 2011. Telah terjadi peningkatan 14,0% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp97,8 triliun.
Pengeluaran pemerintah ini terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp47,1 triliun atau 5,6% dari APBN 2011 dan transfer daerah sebesar Rp64.4 triliun atau 16,4% dari APBN 2011.
Realisasi belanja pusat didominasi belanja pegawai yang menyedot anggaran sebesar Rp 24,8 triliun atau 13,7% dari APBN 2011. Kemudian untuk pembayaran bunga utang Rp16,6 triliun atau 14,4% dari APBN tahun ini.
Sedangkan realisasi transfer ke daerah didukung oleh dana perimbangan yang mencapai Rp60,4 triliun atau 18,1% dari target.Pencapaian ini menunjukkan peningkatan dari pencapaian tahun 2010 sebesar Rp51,9 triliun dan dana otonomi khusus dan penyesuaian mencapai Rp4,1 triliun atau 6,9%, yang menunjukkan peningkatan dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp1 triliun.
Pengeluaran terakhir pemerintah adalah untuk pembiayaan yang menghabiskan dana Rp19,6 triliun atau 15,7% dari APBN 2011 yang terdiri pembiayaan dalam negeri sebesar Rp24,8 triliun atau 19,8% dari APBN 2011 dan pembiayaan luar negeri sebesar minus Rp5,2 triliun.
(ron/rin/dir)
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per Februari surplus Rp18,5 triliun, dibandingkan tahun lalu hanya sebesar Rp 10,5 triliun. Hal ini dikarenakan tingginya pendapatan pemerintah dan hibah yang diterima pemerintah. Pencapaian ini juga didongkrak oleh pendapatan dari bea keluar CPO yang harganya di global mengalami lonjakan.
“Realisasi pendapatan negara dan hibah sampai dengan Februari 2011 mencapai Rp130 triliun atau 11,8% dari target APBN,” kata Kepala Badan Kebijkan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis (24/03).
Menurut Bambang, hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama hanya sebesar Rp108,4 triliun atau 10,9. Surplus tersebut akibat dari pencapaian bea keluar Crude Palm Oil (CPO) yang mengakibatkan berkontribusi pada penerimaan dari bea keluar yang melebihi target sebesar 100,8% senilai dengan Rp 5,1 triliun.
Kenaikan ini terjadi karena tingginya harga CPO international. Sebab di awal tahun 2011 harga rata-rata CPO mencapai US$ 1.294,5, sehingga tarif bea keluar mencapai 25%.
Sementara itu, untuk PPh Non Migas pencapaiannya sudah sebesar Rp47,2 triliun atau 12,9% dari target. Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan 26,9% dari pencapaian tahun 2010 sebagai dampak membaiknya kondisi ekonomi nasional tahun lalu dan realisasi tahun ini.
Selain itu, peningkatan penerimaan cukai mencapai Rp13,4 triliun atau 21,3% dari target. Pencapaian ini juga telah menunjukkan pencapaian dari tahun kemarin sebesar Rp12,5triliun.
Untuk realisasi belanja pemerintah tercatat telah menghabiskan anggaran sebesar Rp111,5 triliun atau 9,1% dari target APBN 2011. Telah terjadi peningkatan 14,0% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp97,8 triliun.
Pengeluaran pemerintah ini terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp47,1 triliun atau 5,6% dari APBN 2011 dan transfer daerah sebesar Rp64.4 triliun atau 16,4% dari APBN 2011.
Realisasi belanja pusat didominasi belanja pegawai yang menyedot anggaran sebesar Rp 24,8 triliun atau 13,7% dari APBN 2011. Kemudian untuk pembayaran bunga utang Rp16,6 triliun atau 14,4% dari APBN tahun ini.
Sedangkan realisasi transfer ke daerah didukung oleh dana perimbangan yang mencapai Rp60,4 triliun atau 18,1% dari target.Pencapaian ini menunjukkan peningkatan dari pencapaian tahun 2010 sebesar Rp51,9 triliun dan dana otonomi khusus dan penyesuaian mencapai Rp4,1 triliun atau 6,9%, yang menunjukkan peningkatan dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp1 triliun.
Pengeluaran terakhir pemerintah adalah untuk pembiayaan yang menghabiskan dana Rp19,6 triliun atau 15,7% dari APBN 2011 yang terdiri pembiayaan dalam negeri sebesar Rp24,8 triliun atau 19,8% dari APBN 2011 dan pembiayaan luar negeri sebesar minus Rp5,2 triliun.
(ron/rin/dir)
sumber:
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=ekonomi&i=20234-APBN%20Februari%20Alami%20Surplus%20Rp18,5%20Triliun
0 comments:
Post a Comment